LERAK

Posted on February 4, 2019
Ini bukan biji mallika, tapi biji dengan nama binomial Sapindus Rarak atau bahasa kekiniannya lerak. Biji ini sudah saya kenal dari cerita si mama semasa kecilnya. Walaupun pada jamannya sudah ada deterjen tapi eyang putri masih suka pake biji ini untuk mencuci.

Semenjak mengikuti zerowaste lifestyle yang banyak sekali menginspirasi dalam pembuatan Do It Yourself mulai dari memanfaatkan ampas lemon hingga pembuatan sabun deterjen alami lerak ini. Semenjak awal saya sudah meniatkan untuk mencoba deterjen alami ini, namun bingung mau beli dimana. Di tokopedia mau beli tapi kayaknya kebanyakan kalo mau untuk uji coba. Akhirnya saya beli di cleanomic, belinya setengah kilo sekalian beli reusable pad sama razor :D Untuk harga tergantung qty ya.


Saya siapin ember yang biasa buat merendam pakaian kemudian saya isikan air bersih. Masukkan beberapa biji lerak. Nah karena saya cuman ada waktu untuk bikin begini cuman di hari Minggu jadi untuk menghemat waktu, saya masukin semua biji leraknya. Beri perbandingan 1:1. Saya tunggu deh seharian.


Setelah seharian saya pencet biji leraknya dan MASIH KERAS. Blog yang saya baca mengusulkan untuk merendamnya hingga 1-2 hari. Saya biarkan lah sampai seminggu malah HAHAHA karena kelupaan tapi kok bijinya masih keras. Bingung karena sudah seminggu direndam tapi masih keras juga, apa karena kebanyakan juga saya memasukan biji leraknya. Akhirnya saya memutuskan untuk merebusnya.

Saya siapkan panci, masukin biji yang telah direndam semingguan :) Saya tunggu hingga mendidh dan dituang kembali ke ember. Saya pencet lagi bijinya dan lumayan empuk sambil mengeluarkan busa. Ini buih saponin!

Untuk menghaluskan bijinya bisa dilakukan dengan blender dan disaring pakai kain. Namun saya abaikan.

Saya pindahkan air rebusan lerak tersebut ke botol kosong yang niatnya disiapkan untuk ecobrick. Dan lumayan penuh 



Setelah jadi deterjen alaminya, waktunya untuk eksekusi dalam dunia cuci-cuci baju. 5 potong baju saya rendam di ember kemudian saya tambahkan air dan cairan lerak. Perbandingannya kira-kira saja. Saya rendam sekitar 15 menit kemudian saya kucek pakai daging biji leraknya pada noda-noda yang ada di leher dan lengan. 

Aromanya bagaimana? Bauuuu asyeeeem sodaraaa. Saya sempet khawatir bagaimana jika baunya menempel di baju terus tidak hilang. Mau pake yang essence oil tapi kok saya gak terlalu suka bebauan seperti itu hahaha. Akhirnya saya bilas terus menerus sampai capek :D alias cuman dua kali bilasan.

Saya jemur.

Saya tunggu dua harian karena musim hujan.

Dan, baunya hilang. Ajaib.

Jadi ternyata bau asyem itu cuman diawal pemakaian saja. Jika kena angin atau bajunya kering nanti hilang sendiri baunya. 

­­­Secara keseluruhan deterjen ini bagus untuk kain dan  juga lingkungan sekitar, namun untuk saya yang cuman punya waktu bebas hanya di hari minggu untuk mencuci itu sangat merepotkan karena proses produksi yang lumayan lama. Mungkin karena ini pertama kali bagi saya untuk membuatnya jadi agak lama juga hasil akhirnya. Selanjutnya mungkin akan membeli di tokopedia yang sudah jadi tapi kendala di wadah plastiknya T_T *kray*

POSTCROSSING

Posted on December 30, 2018
Pertama kalinya mengirimkan surat dengan prangko. Dulu sebelum adanya seperangkat alat canggih untuk menghubungi yangkung dan yangti di Surabaya, mama rajin untuk menuliskan surat untuk memberikan kabar keluarga di Bekasi. Jika selesai dibuat langsung berangkat ke kantor pos atau jika mama punya stok prangko langsung dimasukan ke kotak pos dekat rumah. Iya dulu masih ada kotak pos di sekitar perumahan. Tapi sekarang otomatis hilang. Hiks.

Awal kenal postcrossing yaitu dari blogwalking mengenai itennary perjalanan ke singapura seorang blogger yang salah satu postnya berisi tentang postcrossing ini. Saya baca dan terlihat seru. Mengirimkan kartu pos secara random dan juga menerimanya. Saya akhirnya mencoba daftar di websitenya poscrossing.

Awalnya memang membingungkan setelah mendaftar. Apakah perlu untuk mempersiapkan postcardnya atau pilih negaranya atau cari akun orang terus kita meminta alamat. Dan ternyata tidak semudah itu ferguso haha.

Kita hanya perlu klik tombol request address yang ada pada sent postcard. Nanti kita mendapatkan alamatnya penerima postcard kita. Saran saya ketika mendaftar untuk tidak mencentang poin2 dibawah ini :


Setelah menerima alamat dan juga kode yang harus dicantumkan oleh si penerima, saya langsung membeli kartu pos. Bingung karena sekarang mungkin sudah tidak zaman lagi untuk mengirim kartu pos dan juga khawatir di kantor posnya tidak menjual juga (kantor pos benhil) akhirnya saya memesan secara online melalui tokopedia dan mumpung lagi ada promo juga. Saya meracuni teman kantor saya juga untuk ikutan postcrossing dan sharing untuk membeli kartu posnya :p

Setelah membeli kartu posnya kemudian saya menuliskan apa saja yang ada dipikiran saya waktu itu haha. Ada juga yang berkaitan denga kartu posnya. Kartu pos saya memang lagi edisi Indonesia Cuisine. 
Setelah semuanya siap kemudian saya ke kantor pos untuk membeli prangko dan juga menjadi pengalaman pertama ke kantor pos untuk kirim surat. Biasanya cuman mengirimkan barang atau nemenin teman untuk membayar cicilan mobil :p 

Sampai di kantor pos kita langsung saja bilang untuk mengirimkan kartu pos dan mau membeli prangkonya. Nanti dari petugasnya akan menanyakan negara mana saja. Untuk setiap wilayah berbeda-beda. Total saya untuk mengirimkan kartu pos sekitar 50 ribuan. Saya mengirimkan ke amerika, dua negara jerman, rusia, dan china. Setelah itu pasang prangko tersebut menggunakan lem, tenang aja lemnya ada kok di kantor pos. Kasih kasrtu posnya dan menunggu updatenya.

Dua minggu pertama saya masih memerika apakah kartu posnya memang sudah sampai. Selanjutnya malah lupa deh website postcrossing. Pemberitahuan bahwa kartu pos saya telah sampai atau belum sebetulnya dapat dilihat di email. Dan dapat langsung menerima pesan bahwa kartu posnya sudah sampai. Bahagia? Bangeeeeet.

Postcrossing ini juga menggunakan sistem feed and back yaitu dimana kita mengirimkan 5 surat pasti akan menerima juga 5 surat. Awalnya saya ragu akan dapat 5 surat tersebut atau jangan-jangan mereka nyasar lagi di negara lain haha soalnya teman kantor saya sudah menerima 3 kartu pos dan salah satunya terdapat teabag.

Tiba-tiba setelah pulang kantor saya menerima info dari mama saya bahwa ada kartu pos. So excited!!! 
kartu pos pertama dari Santos, Brazil
menyusul kartu pos selanjutnya dari FINLAND
dari Brazil lagi
dan Jerman

Loh kok cuman 4? Padahal sebelumnya sudah kirim 5 kan?

Jadi salah satu pengirim kartu pos mengirimkan pesan dan menanyakan apakah kartu pos dari dia sudah diterima atau belum. Kaget dong ya karena memang belum menerima sama sekali sampai ngubek-ngubek kamar siapa tau diselipin mama kan ya. Dan ternyata memang tidak ada :)

Sedih sih karena bagian depan kartu pos tersebut bagus banget pemandangan gitu dan merasa tidak enak huhu. Saya akhirnya meng register nomor kartu pos yang dikirimkan.

Ya begitulah minusnya dari mengirimkan kartu pos lewat pos, suka ada nyempil entah dimana :p tapi saya senang sekali sih untuk melakukan hal baru ini. Jadi berencana untuk mengkoleksi kartu pos dari berbagai negara lagi. Happy Postcrossing yaaa

MENUJU ZEROWASTE

Posted on August 7, 2018
Kenapa isi instagram story lu isinya tentang zerowaste?

Sejak kapan nih mulai keracunan?

Ah, paling juga hitungan bulan.

Sejak mengikuti beberapa akun influncer mengenai zerowaste di Instagram, saya mulai keracunan untuk mengikuti langkah-langkah mereka. Enggak semua efek dari Instagram itu buruk kok. Tergantung kita yang memilahnya apakah dapat memberikan efek yang positif atau tidak.

Saya sendiri hanya sekedar mengetahui secara umum mengenai zerowaste dan dalam praktek di kehidupan sehari-hari masih belum diterapkan. Tapi akibat feed instagram itu jadinya beli beberapa barang pendukung zerowaste. Sebeulnay zerowaste tidak mesti beli tapi apadaya dengan keunikan beberapa item jadi semangat untuk beli. HAHAHA.

Berikut beberapa item yang saya beli:

SEDOTAN STAINLES
Saya belinya di cleanomic nah awalnya mikir kayaknya enggak terlalu butuh banget deh soalnya saya doyan banget minum langsung di  leher botol atau gelas. Nah semenjak pake sedotan stainless ini jadi jarang "ngokop" deh.

SIKAT SEDOTAN
Nah ini tuh pasangannya sedotan stainless soalnya kan susah tuh kalo gak disikat ke dalam lubangnya. Jadi kayak pasangan yang fardhu'ain untuk dibeli

PRODUCE BAG
Produce bag ini biasanya dipakai untuk mengganti plastik yang digunakan untuk membungkus sayuran, buah, telur yang ada di supermarket. Selain bisa digunakan berkali-kali juga bisa dicuci. No plastic deh.

BEES WRAP
Saya baru tau mengenai bees wrap ini dari salah satu pengguna instagram yang saya ikuti. Kegunaanya bisa ngebungkus roti, buah, cemilan kantor di jam, dan penutup mangkok atau wadah. Di kantor banyak yang bilang aneh lah, lengket, tapi penasaran juga. Tapi ini tidak bisa digunakan untuk bungkus berbagai jenis daging. Untuk perawatannya bisa dicek di instagram kalikawrap

FJARMA WADAH DAN BOTOL
Saya itu termasuk doyan beli berbagai kontainer apalagi fungsi dan bentuknya yang aneh-aneh. Salah satunya ini nih fjarma dari IKEA dengan membelinya penuh perjuangan naik motor bok!. Jatuh cinta sama warnanya ijo luntur dan bisa dilipet gitu deh. Apalagi botolnya itu loh pernah jadi bahan mainan bocah kecildi commuterline. Unik nik nik..


Enggak semua saya beli baru sih ada beberapa item juga yang saya pakai kembali seperti tumbler starbucks, cutlery set korea oleh-oleh dari irfan ilmi, dan reusable bag karena pernah disindir oleh kasir supermarket.

Ada beberapa teman yang menanyakan juga "apa sih yang menguntungkan bagi lo ketika melakukan zerowaste"

Memang bentuk keuntungannya tidak terlihat secara kasat mata. Namun efeknya bagi bumi sangat besar. Apalagi dapat mempengaruhi orang banyak yang artinya makin banyak yang sadar betapa pentingnya untuk menyayangi dan melindungi bumi. -bijak-

Yuk Zerowaste!